BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 24 Desember 2012

Pemeriksaan Fisik Sistem Gastrointestinal pd Anak





PKDM PEMBENGKAKAN KELENJAR LIMFE


PKDM PENYAKIT GASTROINTESTINAL


PKDM LEUKEMIA





Sabtu, 22 Desember 2012

PKDM PENYAKIT PARU


PKDM KURANG DARAH


PKDM KELAINAN JANTUNG KONGENITAL DGN SIANOTIK


PKDM GOUT


PKDM GAGAL JANTUNG













PKDM FRAKTUR


Sabtu, 01 Desember 2012

HUBUNGAN PERAWAT - PASIEN


Pengertian ;
  • Hubungan P-K adlah suatu wahana untuk mengaplikasikan proses kep.
  • Pada saat P-K berinteraksi à kesediaan untuk terlibat guna mencapai tujuan askep.
  • Hubungan P-K ad/ hubungan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk pencapaian tujuan klien.
Hubungan Perawat-Klien
Nurse_clien Interation ---- Therapeutik relationship ---- Nurse_clien relationship ---- Interpesonal_ relationship
v Dalam hub. Itu perawat menggunakan pengeth komunikasi guna memfasilitasi hubungan yang efektif.
v Pada dasarnya hubungan P-K bersifat profesional yang diarahkan pada pencapaian tujuan.
· Hubungan P-K merupakan hubungan interpersonal à titik tolak saling memberi pengertian.
· Persolan mendasar adanya saling membutuhkan dimana terjadi komunikasi pribadi antara P-K dimana perawat membantu dan klien menerima bantuan.
· King : Hubungan P-K merupakan pengalaman belajar, terjadi pada dua orang yang berinteraksi dalam hubungan masalah klien dan berusaha menyelesaikan.
· Terhadap hubungan : keduanya memberikan hasil positif à peningkaan pertumbuhan, kemampuan peningkatan diri, belajar, koping dan adaptasi.
· Dalam hubungan P-K memperoleh menggunakan pengalaman hidupnya, intelegensia, nilai-nilai, keyakinan dan motivasi untuk melakukan perubahan.
· Perawat-Klien sistem unik yang bertemu menjalin hubungan.
Hubungan P-K bukan hubungan sosial tetapi terapetik, bersjfat personal, berfokus pada klien dan bertujuan
Perbedaan Hubungan terapetik dg hubungan sosial :
Hubungan terapetik :
Perawat dengan klien.
Bertujuan, berfokus pada klien, klien membutuhkan bantuan.
Perawat aktif mendengarkan dan memberi respon, sikap menerima, memahami, dan menyadarkan klien.
Hubungan sosial :
Terjadi setiap hari dalam pergaulan
Komunikasi bersifat dangkal dan tidak mempunyai tujuan
Banyak terjadi dalam pekerjaan, aktifitas sosial
Pembicaraan tidak terfokus, tetapi mengarah pada kebersamaan dan rasa senang
Dapat direncana, tetapi juga tidak direncanakan.
Membangun Trust (rasa percaya) :
  • Hubungan P-K, layaknya hubungan ibu dengan
anaknya à hubungan saling percaya.
  • Perawat berupaya meyakinkan diri bahwa kehadirannya diperlukan, perawat mempunyai kemampuan membantu klien dalam menyelesaikan masalah.
Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa pasien tidak terbuka/kurang percaya pada perawat à perawat gagal meningkatkan partisipasi klien dalam askep.
Faktor persepsi perawat memandang klien sekedar objek dan bukan subjek.
Kesadaran diri perawat dalam situasi hubungan.
Konsisitensi dalam berhubungan, tidak cepat puas.
Kerterandalan dan kejujuran
Sikap percaya pada perawat akan membantu memfasilitasi sikap percaya pada klien.
Tahap Hubungan P-K
  1. Tahap orientasi :
v dimulai saat pertama kali berhubungan.
v 5 ciri pokok : testing, building trust, identification of problems and goals, clarification of role, contract formation.
v Tujuan utama tahap orientasi adalah membangun trust.
2.Tahap Bekerja :
Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan
Membangun suasana yg mendukung untuk proses berubah.
3. Tahap terminasi :
v Penilaian perncapaian tujuan dan perpisahan.
v Terminasi disampikan sejak awal/tdk mendadak
q Terminasi direncanakan. Kesulitan mengakhiri hubungan
q Perpisahan terjadi secara permanen à keduanya mengalami cemas, sedih, dan perasaan kehilangan
q Reaksi klien à denial, penarikan diri, menolak untuk berkomunikasi.
q Perawat bantu klien mengenal perasaannya tetang perpisahan, membantu memberi dukungan.
Faktor – faktor mempengaruhi klien dalam berhubungan :
  1. Perbedaan perkembangan
  2. Perbedaan budaya
  3. Perbedaan gender
  4. Gangguan pendengaran
  5. Gangguan penglihatan
Dying membutuhkan komunikasi khusus.
Kadang2 klien ketakutan atau merasa nyeri shg tdk dapat berkomunikasi.
Nada suara halus, lembut dan ruangan yang redup à meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kecemasan.Penting orang terdekat mendampingi.
Perawat tetap berkomunikasi walaupun pasien tdk sadar.
Bahasa tubuh (Body Language):
1. Gerak tubuh
2. Ekspresi wajah
3. Pandangan terfokus
4. Postur tubuh
5. Jarak tubuh dan keterdekatan
- 50 cm à intim
- 50-150 cm à hubungan kurang intim
- 150 – 350 cm à hubungan sosial
- 350 cm à dihadapan orang banyak.
6. Sentuhan --- Interaksi à kontak fisik. (makna sentuhan).
7. Pakaian à cara dan jenis pakaian, rambut perhiasan dan rias wajah à berbicara banyak tentang kepribadian, peran, pekerjaan, status dan suasana hati, dan identitas diri.
Kesimpulan :
Kewajiban perawat memberikan askep àkembangkan hubungan saling percaya à dibentuk dalam interaksi P-K.
Hubungan dibentuk bersifat terapetik dan bukan hubungan sosial.
Hubungan P-K à sengaj dijalain, terfokus pada klien, bertujuan menyelesaikan masalah klien.
3 tahap interaksi yang dilalui.
Dalam berhubungan banyak faktor yang perlu diperhatikan baik pada klien maupun perawat.
Perawat profesional à bila mampu mencitakan hubungan terapetik dengan klien.
Keikhlasan, empati dan kehangatan diciptakan dalam berhubungan dengan klien.

IFFAH THE EXPLORER



Nama lengkap saya St. Musdalifah Ahmad tetapi orang-orang biasa memanggil saya Iffah. Kata “St” berasal dari Ibu saya tercinta dan kata “Ahmad” diambil dari nama Ayah saya. Ibu saya bernama Hj. St. Rahmah Latif dan Ayah saya bernama Drs. H. Ahmad Hasyim. Saya anak terakhir dari empat bersaudara. Saudara saya semuanya perempuan dan dua dari kakak saya sudah ada yang menikah. Saya lahir ke bumi ini pada tanggal 19 April 1991 tepatnya Jumat malam saat azan magrib berkumandang. Tentu saja dengan tangisan yang dahsyat membuat bayi imut ini telah tumbuh menjadi seorang wanita dewasa. Saat ini usia saya telah genap 20 tahun. Memang agak berbeda dengan usia teman saya yang lain di mana usia mereka rata-rata 19 tahun. Hal ini dikarenakan Ayah dan Ibu terlambat menyekolahkan saya sehingga usia saya berbeda dengan teman sekelas saat duduk di bangku SD. Akan tetapi, hal itu tidak membuat saya merasa canggug dengan mereka karena saya menganggap mereka adalah teman tanpa harus melihat batasan usia.
Sewaktu kecil, saya sangat senang menggambar. Saya pernah mengikuti lomba menggambar dan mendapatkan juara pertama. Pada saat itu, Ayah dan Ibu sangat bangga kepada saya karena saya mampu berprestasi dengan bakat yang kumiliki. Saya juga selalu mendapatkan juara kelas saat duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun, pernah sesekali peringkat saya turun yang membuat saya sangat kecewa dan sedih. Saya pernah tidak masuk sekolah selama seminggu karena sakit sehingga banyak pelajaran yang tertinggal. Ayah dan Ibu selalu mendukung saya dan memberikan dorongan serta doa yang membuat saya akhirnya bangkit dari keterpurukan
Saat kelas 5 SD, saya pernah mengikuti lomba senam kebugaran “Poco-poco”. Kami beranggotakan 6 orang dalam kelompok. Guru olahraga kamilah yang mengajarkan saya dan teman-teman untuk gerakannya. Awalnya sedikit aneh, tetapi lama kelamaan menjadi seru dan asyik. Setiap hari kami harus berlatih untuk menghapal gerakan dan posisinya sebelum perlombaan. Pelatih kami sangat hebat dalam hal senam dan olahraga. Beliau pernah mengikuti perlombaan di luar negeri dan membawa piala berukuran jumbo ke Indonesia. Saya sangat bangga bisa dilatih olehnya. Kami harus bekerja keras agar dapat menjuarai perlombaan tersebut. Akhirnya, setelah perjuangan yang panjang kami mendapatkan juara pertama di setiap perlombaan selama enam kali berturut-turut. Saya sangat bahagia karena saya dan teman-teman bisa membawa nama sekolah dengan prestasi yang sangat memuaskan.
Pernah suatu hari, di sekolah diadakan acara maulid yang mengharuskan siswa memakai pakaian muslimah, tetapi saya tidak mengetahui akan hal itu sehingga pada keesokan hari saat saya berangkat ke sekolah, teman-teman menertawakan saya karena memakai pakaian olahraga di mana pada hari itu saya memang memilki jadwal olahraga. Hal itu membuatku malu karena semua teman saya memakai pakaian muslimah sedangkan saya tidak. Untung saja ada teman saya yang baik hati meminjamkan bajunya untuk saya yang kebetulan rumahnya terletak tidak jauh dari sekolah. Saya sangat berterima kasih padanya dan akhirnya kami bersama-sama berangkat ke sekolah.
Jika membahas masalah asmara, saya pernah mengingat kejadian sewaktu SMP dulu. Saat kelas 1 SMP, saya pernah ditembak oleh seorang teman cowok yang sekelas dengan saya. Dia memberi saya dua batang coklat dan menyimpannya di bawah laci meja tanpa sepengetahuan saya. Saya baru menyadarinya saat pulang sekolah. Kemudian saya begitu terkejut ketika melihat dua batang coklat yang berada di laci meja. Dan pada saat saya menanyakan siapa yang menaruhnya, tiba-tiba dia menghampiri saya lalu mengatakan perasaannya. Saat itu, saya begitu terkejut lalu teman yang lain bersorak riang meminta saya untuk menerimanya. Akan tetapi, saya menolaknya karena usia kami belum pantas untuk berpacaran dan orang tua saya juga melarang hal itu. Itu membuatnya terlihat kecewa akan keputusan yang saya berikan namun dengan berlapang dada dia masih ingin berteman dengan saya.
Fokus saya saat itu adalah ingin meraih prestasi agar bisa mencapai cita-cita saya mejadi seorang dokter. Akhirnya, dengan perjuangan yang keras saya bisa mendapatkan peringkat pertama dan juara satu umum di sekolah dari kelas 1 SMP sampai dengan kelas 3 SMP dengan nilai-nilai yang sangat baik. Tidak kalah dengan waktu SD, SMP pun saya mengikuti lomba senam kebugaran, tetapi bukan poco-poco lagi. Hal itu membuatku teringat dengan teman-teman dan pelatih saat masih SD. Namun kali ini, kami tidak mendapatkan juara yang diharapkan, tetapi kami masih merasa senang karena dapat mempersembahkan yang terbaik buat nama sekolah kami.
Pernah suatu hari, saya dan teman sekelas pergi untuk memberi dukungan kepada teman kami yang mengikuti lomba bulutangkis di tingkat kota Makassar. Dan pada saat itu, kami lupa bahwa besok ujian sejarah akhirnya kami menjadi kewalahan untuk mengerjakannya sehingga kami semua remedial ujian sejarah. Guruku sempat heran karena baru pertama kalinya saya mendapatkan nilai yang jelek pada ujian sejarah. Beliau sempat bertanya kepada saya apa penyebabnya dan saya akhirnya menjelaskan alasannya. Untung saja guru saya itu sangat baik sehingga saya dan teman-teman diluluskan pada ujiannya karena kebetulan dia sangat suka dengan bulutangkis jadi dia mendukung kegiatan kami.
Akhirnya setelah tiga tahun duduk di bangku SMP, saya lulus di SMA dengan teman-teman baru yang pastinya lebih menarik. Kenangan masa SMA tidak kalah serunya waktu SMP karena pada masa ini kepribadian saya menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Masuk SMA saya sudah mulai mengenakan jilbab dan mengikuti kegiatan rohis yang diadakan di sekolah. Saya pernah mengikuti lomba olimpiade matematika dan fisika saat kelas 2 SMA. Alhamdulillah saya masuk juara 2 tingkat nasional untuk olimpiade matematika dan dikirim ke Jakarta untuk bersaing dengan siswa lain di tingkat internasional. Butuh perjuangan keras untuk mendapatkan prestasi itu. Saat kelas 3 SMA, saya begitu sibuk dengan belajar karena sudah mendekati ujian nasional. Hatiku berdebar-debar memikirkannya. Hari pertama ujian nasional sungguh menegangkan. Di depan pintu gerbang para guru memeriksa siswa satu persatu sebelum masuk. Sebuah kejadian lucu tejadi di mana seorang siswa saat diperiksa oleh seorang guru lalu ia ditanya apakah dia membawa handphone ke sekolah kemudian siswa mengatakan bahwa dia tidak membawanya. Setelah diperiksa, guru itu pun akhirnya menyuruh dia masuk ke kelas, tetapi saat dia mengambil tasnya terdengar bunyi dering telepon yang sangat mengejutkan kami. Guru kami pun bertanya, “Di mana asal suara itu?” lalu guru sempat mengecek siswa yang baru saja diperiksa olehnya dan sungguh mengejutkan bahwa siswa itu menyimpan handphone di celana dalamnya. Guruku sangat marah karena dia telah berhasil dibohongi oleh seorang murid yang begitu ceroboh menyimpan handphone hingga di celana dalamnya. Siswa lain yang ada di tempat kejadian tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu karena siswa tadi berusaha untuk mengeluarkan handphone dari celana dalamnya, tetapi ia tidak bisa karena para guru sedang menahannya.
Kejadian tersebut ada manfaatnya juga karena setelah peristiwa itu saya jauh lebih tenang untuk menghadapi ujian nasional. Alhamdulillah saya lulus dengan nilai yang sangat baik. Setelah ujian nasional selesai, saya pergi untuk mendaftarkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi di universitas faforit saya yaitu Unhas. Tentu saja pilihan pertama saya adalah kedokteran dan untuk mencapai hal itu saya perlu belajar lebih giat. Akhirnya dengan usaha yang keras, saya lulus di kedokteran Unhas tetapi Ibu saya ingin agar saya masuk di keperawatan Unhas karena selain lapangan pekerjaannya luas, ia  ingin agar saya menemani kakak saya yang juga kuliah di keperawatan Unhas. Kakak pertama dan kedua saya adalah seorang dokter dan kakak ketiga saya adalah seorang perawat jadi, Ibu saya ingin agar dua dokter dan dua perawat agar seimbang. Tentu saja karena saya ingin menjadi anak yang baik maka saya memenuhi permintaan Ibu dan akhirnya di sinilah saya seorang mahasiswa keperawatan Unhas.
Saya sangat kecewa akan keputusan saya sendiri dan saya sempat mencoba untuk mengikuti SNMPTN lagi karena saya masih merasa tidak nyaman berada di keperawatan. Hal itu sempat saya tanyakan kepada Ayah dan Ibu tetapi awalnya mereka tidak setuju akan usulan saya. Akan tetapi, karena dengan beberapa bujukan dari saya, mereka akhirnya membiarkan saya mengikutinya. Saya pun mengikuti SNMPTN tahun 2011 dengan beberapa teman di keperawatan. Alhamdulillah saya lulus lagi di kedokteran Unhas untuk yang kedua kalinya, tetapi saat saya ingin mendaftar ulang seorang kakak saya mengatakan bahwa ia sungguh kecewa kepada saya karena saya belum dewasa dalam menyikapi masalah. Saya seharusnya menerima takdir saya di keperawatan meskipun pada awalnya saya lulus di kedokteran, tetapi saya sendirilah yang melepaskannya. Kalau saja saya lebih dewasa mungkin saja pada saat itu saya menolak kemauan Ibu saya untuk pindah di keperawatan karena saya sudah dewasa dan patut memilih mana yang baik buat diri saya sendiri sehingga kejadian ini tidak mungkin terjadi. Setelah mendengar kata-kata dari kakak saya, akhirnya saya menyadari akan kesalahan saya. Sehingga saya melepaskan kedokteran lagi untuk kedua kalinya dan tetap memilih keperawatan sebagai pilihan pertama saya. Kali ini saya tidak menyesal akan pilihan saya dan saya mulai menerima diri saya sebagai seorang mahasiswa keperawatan Universitas Hasanuddin 2010.
-TERIMA KASIH-