Tuan X, 45 tahun berobat di RS karena gangguan penglihatan. Dari hasil pengkajian di
dapatkan : klien mengeluh penglihatan semakin kabur pada kedua mata sejak 3 bulan yang lalu, tidak dapat membaca pada jarak jauh, tidak ada riwayat infeksi, trauma, atau penyakit mata lain. Riwayat DM
terkontrol, hasil pemriksaan fisik, TD 180/90, N 72, R 20x/menit, keruh pada
lensa OD & OS. Visus OD 3/9, OS 4/9, TIO dbn (dalam batas
normal).
PERTANYAAN
1. Masalah
keperawatan apa yang bisa muncul? Tentukan prioritasnya!
2. Jelaskan
manejemen ASKEPnya!
3. Sebutkan
dan jelaskan tindakan operasi yang bisa dilakukan pada klien?
JAWABAN
1. Masalah
keperawatan yang muncul pada kasus yaitu miopi dan katarak. Berdasarkan
data-data yang terdapat pada skenario, maka prioritas masalah utama yang muncul
adalah katarak.
KATARAK
Ø Definisi
katarak
Kata katarak berasal dari bahasa
Latin, cataracta, atau dalam bahasa Yunani, kataraktes, yang
artinya terjun seperti air. Kata ini ditafsirkan dari buku-buku Arab “Nuzul EL
Ma” yang berarti air terjun. Istilah ini dipakai oleh orang Arab sebab
orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang seolah-olah
terhalang oleh air terjun. Oleh Constantin Africanus seorang biarawan Chartago
(tahun 1018 – 1085) yang mengajar di Sarlemo. Sampai saat ini kata katarak
digunakan dan berarti sesuatu kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata
atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina.
Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Istiqomah, 2004)
Ø Katarak
Kongenital
Etiologi
- Gangguan metabolisme serat
serat lensa akibat Virus
- Gangguan Oksigen
- Dilahirkan oleh Ibu yang
menderita DM, Rubella Taksoplasma dan Sipilis
Ø Katarak
Juvenil
Etiologi
- Katarak Juvenil terlihat setelah usia 1 tahun
dapat terjadi karena:
- Lanjutan katarak congenital yang makin nyata
- Penyakit lain, katarak komplikata yang terjadi akibat : glaucoma,
ablasi
retina,diabetes ataupun trauma tumpul atau
tajam. (Ilyas, 2008)
Ø Manifestasi
klinik
Ø
Penurunan tajam penglihatan
Umumnya
pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya lansung pada keluhan aktivitasnya
yang terganggu. Dalam keadaan lain, pasien hanya menyadari adanya gangguan
penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan.
Setiap jenis katarak biasanya mempunyai gejala gangguan
penglihatan yang
berbeda,
tergantung pada cahaya, ukuram pupil dan derajat myopia. Setelah diketahui
riwayat penyakit, pasien dilakukan pemeriksaan mata lengkap, dimulai dengan
kelainan refraksi.
Ø
Silau.
Pasien
katarak sering mengeluh silau, keparahannya bervariasi mulai dari penurunan
sensitivitas kontras dalam tempat yang terang hinggan silau pada saat siang
hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau keadaan serupa pada malam hari.
Peningkatan sensitivitas terutama timbul pada katarak posterior subkapsular.
Pemerikasaan silau (test glare) dilakukan untuk mengetahui tingkat gangguan
penglihatan yang disebabkan oleh submber cahaya yang diletakkan di dalam lapang
pandangan pasien.
Ø
Perubahan sensitivity kontras
Sensitivitas
kontras dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasien mendeteksi berbagai bentuk
gambar dalam kontras yang bervariasi, luminansi, dan frekwensi spasial.
Sensitivitas kontras dapat menunjukkan penurunan fungsi penglihatan yang tidak
terdeteksi dengan Snellen. Namun, hal tersebut bukanlah indikator spesifik
hilangnya tajam penglihatan oleh karena katarak.
Ø
Myopic shift
Perkembangan
katarak dapat meningkatkan dioptri kekuatan lensa, yang menyebabkan myopia
ringan atau sedang.
Ø
Diplopia monocular atau poliopia
Kadang-kadang,
perubahan nuklear terletak pada lapisan bagian dalam nukleus lensa menimbulkan
daerah pembiasan multiple pada bagian tengah lensa. Daerah ini tampak irreguler
pada red reflek dengan retinoskopi atau ophthalmoskop indirek. Tipe katarak ini
akan menimbulkan diplopia monokular atau poliopia
Ø
Evaluasi Diagnostik
Selain
uji mata yang biasa, keratometri, pemeriksaan lampu-slit, dan oftalmoskopi,
maka A-scan Ultrasound (echography)
dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostic, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000
sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
Ø
Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dak tak dapat diambil
dengan pembedahan laser. Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil
dan refraksi kuat sampai ketitik di mana pasien melakukan aktivitas hidup
sehari-hari, maka penanganan biasanya konsevatif. Penting mengkaji efek katarak
terhadap kehidupan sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktivitas
rekreasi, menyetir mobil, dan kemampuan bekerja.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan
penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya di indikasikan bila
koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau
lebih buruk lagi. Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering
dilakukan pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Keberhasilan
pengemabalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai 95% pasien.
Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesi lokal
(retrobular atau peribular, yang dapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang
cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan drapping bedah. Ada dua macam teknik
pembedahan yang tersedia untuk pengangkatan katarak: ekstraksi intrakapsuler
dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatan yang
mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaukoma atau
mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati
diabetika.
·
Ekstraksi Katarak Intrakapsuler
Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE, intracapsular cataract extraction) adalah pengangkatan seluruh
lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe, yang diletakkan secara
langsung pada kapsula lentis. Ketika cryoprobe
diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan melekat pada
probe. Lensa kemudian diangkat dengan lembut.
·
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler(ECCE, Ekstracapsuler
catarak Ekstraction) sekarang merupakan teknik yang lebih disukai dan
mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat
struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini meliputi pengmbilan kapsula
anterior, menekan keluar nukleus lentis, dan mengisap sisa fragmen kortikal
lunak menggunakan irigasi dan alat
hisap. Dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh,
dapat mempertahankan arsitektur bagian posterior mata, jadi mengurangi insiden
komplikasi yang serius.
·
Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi
mengacu pada operasi, di mana katarak rusak dengan energi ultrasound dan
diangkat melalui sayatan kecil. Karena operasi dilakukan melalui sayatan kecil,
pemulihan pun cepat. Banyak pasien mencapai penglihatan yang baik pada hari
pertama setelah operasi. Dalam kebanyakan kasus, jahitan tidak diperlukan,
sehingga pemulihan lebih cepat dan kenyamanan yang lebih baik setelah operasi.
Karena fakoemulsifikasi merupakan operasi cepat dan aman, kebanyakan pasien
melakukan operasi ini sebagai prosedur yang tidak harus inap hospital. Operasi
fakoemulsifikasi biasanya membutuhkan waktu 20-30 menit.
MIOPI
Ø Definisi
katarak
Miopi
(dari bahasa Yunani: μυωπία myopia "penglihatan-dekat" atau rabun
jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di
mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam
keadaan santai. Miopi dapt terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau
karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak
difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini tidak dapat
melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif
(cekung).
Ø
Penyebab
Penyebab miopia dapat bersifat
keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor
herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual.
Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan
penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di
depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca
tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga dapat
memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk
memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang
masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan baik.
Dapat juga terjadi keadaan
pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja
jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata
diistirahatkan.
Mata
miopi
Lensa
mata cenderung menebal dan bayangan cahaya sejajar (melihat jauh) akan jatuh di
depan retina
Ditolong
dengan lensa cekung sehingga cahaya sejajar akan didivergenkan supaya bayangan
jatuh di retina.
Cermin
cekung :
Cermin
yang bagian pemantulnya bagian cekung
|
Masalah
keperawatan yang utama ialah KATARAK yang
diambil berdasarkan data yang telah diperoleh dengan kata kunci Lensa pasien
menjai keruh sehingga visus menurun yang menyebabkan terjadinya kelainan
refraksi pada mata. Katarak dapat
menyebabkan Miopi tetapi klien yang Miopi belum tentu terkena Katarak.
Ø ASKEP
:
v Pengkajian
·
Data subjektif :
-
Umur
: 45 tahun
-
Riwayat
kesehatan :
1. DM terkontrol
2. Tidak ada infeksi, trauma atau penyakit mata
lain
3. Penglihatan semakin kabur sejak 3 bulan yang
lalu
-
Pola
berfikir : Tidak dapat membaca pada jarak jauh
• Data
objektif :
-
Pemeriksaan
fisik :
1. TD = 180/90
2. N = 72x/m
3. P = 20x/m
4. Keruh padat lensa OD dan OS
5. Visus OD = 3/9
6. Visus OS = 4/9
7. TIO = dbn (dalam batas normal)
v Diagnosa
1. Perubahan sensori visual yang berhubungan dengan
kekeruhan pada lensa mata
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji dan
dokumentasikan ketajaman penglihatan dasar
|
Menentukan seberapa
bagus visus klien
|
Dapatkan deskripsi
fungsi ttg apa yg bisa dan tdk bisa di lihat oleh klien
|
Memberikan data
dasar ttg pandangan akurat klien dan bgmn hal tersebut mempengaruhi perawatan
|
Berikan pencahayaan
yg sesuai bg klien
|
Meningkatkan
penglihatan klien
|
Gunakan materi dgn
tulisan besar dan kontraks
|
Memfasilitasi
membaca
|
Kriteria
Hasil :
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
- Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
2. Resiko cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Sasaran : tidak terjadi cidera
Intervensi
|
Rasional
|
Jelaskan ttg kemungkinan yg terjadi akibat peniurunan tajam penglihatan
|
Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan resiko
cedera sampai klien belajar untuk mengiompensasi
|
Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari
|
Mengurangi potensial bahaya karna penglihatan kabur
|
Gunakan kaca mata koreski/ pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
|
Menghindari cedera
|
Kriteria
hasil :
- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
- Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi,
kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif, yang ditandai dengan :
Tujuan :
·
Klien
menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria
Hasil :
·
Melakukan
dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi
:
·
Kaji
informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.
·
Tekankan
pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan - penglihatan
berawan.
·
Informasikan
klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
·
Diskusikan
kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan masalah medis klien.
·
Anjurkan
klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat defekasi,
membongkok pada panggul, dll.
·
Dorong
aktifitas pengalihan perhatian.
·
Anjurkan
klien memeriksa ke dokter tentang aktifitas seksual, tentukan kebutuhan tidur
menggunakan kacamata pelindung.
·
Anjurkan
klien tidur terlentang.
- Dorong pemasukkan cairan adekuat.
- Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-tiba.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar
celah (slitlamp), fundoskopi selain daripada pemeriksaan prabedah yang
diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva,
karena dapat penyulit yang berupa panoftalmitisman fisik umum.
Pada katarak sebaiknya dilakukan
pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat
apakah kekeruhan sebanding dengan turunnya tajam penglihatan. Pengobatan
katarak adalah tindakan pembedahan. Kebanyakan operasi yang dilakukan dengan
anastesi lokal (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi mata).
Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau
lensa tanam intraokuler.
REFERENSI
Brunner &
Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Ilyas,
Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata.
Jakarta : Fakultas Kedokteran UI
0 komentar:
Posting Komentar