BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 27 November 2012

Studi Kasus Sistem Indera (Penglihatan)


Tuan X, 45 tahun berobat di RS karena gangguan penglihatan. Dari hasil pengkajian di dapatkan : klien mengeluh penglihatan semakin kabur pada kedua mata sejak 3 bulan yang lalu, tidak dapat membaca pada jarak jauh, tidak ada riwayat infeksi, trauma, atau penyakit mata lain. Riwayat DM terkontrol, hasil pemriksaan fisik, TD 180/90, N 72, R 20x/menit, keruh pada lensa OD & OS. Visus OD 3/9, OS 4/9, TIO dbn (dalam batas normal).

PERTANYAAN
1.      Masalah keperawatan apa yang bisa muncul? Tentukan prioritasnya!
2.      Jelaskan manejemen ASKEPnya!
3.      Sebutkan dan jelaskan tindakan operasi yang bisa dilakukan pada klien?
JAWABAN

1.      Masalah keperawatan yang muncul pada kasus yaitu miopi dan katarak. Berdasarkan data-data yang terdapat pada skenario, maka prioritas masalah utama yang muncul adalah katarak.
KATARAK
Ø  Definisi katarak
Kata katarak berasal dari bahasa Latin, cataracta, atau dalam bahasa Yunani, kataraktes, yang artinya terjun seperti air. Kata ini ditafsirkan dari buku-buku Arab “Nuzul EL Ma” yang berarti air terjun. Istilah ini dipakai oleh orang Arab sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang seolah-olah terhalang oleh air terjun. Oleh Constantin Africanus seorang biarawan Chartago (tahun 1018 – 1085) yang mengajar di Sarlemo. Sampai saat ini kata katarak digunakan dan berarti sesuatu kekeruhan yang terjadi pada lensa mata.     Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Istiqomah, 2004)
Ø  Katarak Kongenital
Etiologi
   -  Gangguan metabolisme serat serat lensa akibat Virus
   -  Gangguan Oksigen
   -  Dilahirkan oleh Ibu yang menderita DM, Rubella Taksoplasma dan Sipilis
Ø  Katarak Juvenil
Etiologi
-  Katarak Juvenil terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena:
   - Lanjutan katarak congenital yang makin nyata
   - Penyakit lain, katarak komplikata yang terjadi akibat : glaucoma, ablasi 
              retina,diabetes ataupun trauma tumpul atau tajam. (Ilyas, 2008)
Ø  Manifestasi klinik
Ø  Penurunan tajam penglihatan
Umumnya pasien katarak menceritakan riwayat klinisnya lansung pada keluhan aktivitasnya yang terganggu. Dalam keadaan lain, pasien hanya menyadari adanya gangguan penglihatan setelah dilakukan pemeriksaan.
Setiap jenis katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan yang
berbeda, tergantung pada cahaya, ukuram pupil dan derajat myopia. Setelah diketahui riwayat penyakit, pasien dilakukan pemeriksaan mata lengkap, dimulai dengan kelainan refraksi.
Ø  Silau.
Pasien katarak sering mengeluh silau, keparahannya bervariasi mulai dari penurunan sensitivitas kontras dalam tempat yang terang hinggan silau pada saat siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau keadaan serupa pada malam hari. Peningkatan sensitivitas terutama timbul pada katarak posterior subkapsular. Pemerikasaan silau (test glare) dilakukan untuk mengetahui tingkat gangguan penglihatan yang disebabkan oleh submber cahaya yang diletakkan di dalam lapang pandangan pasien.
Ø  Perubahan sensitivity kontras
Sensitivitas kontras dilakukan untuk mengetahui kemampuan pasien mendeteksi berbagai bentuk gambar dalam kontras yang bervariasi, luminansi, dan frekwensi spasial. Sensitivitas kontras dapat menunjukkan penurunan fungsi penglihatan yang tidak terdeteksi dengan Snellen. Namun, hal tersebut bukanlah indikator spesifik hilangnya tajam penglihatan oleh karena katarak.
Ø  Myopic shift
Perkembangan katarak dapat meningkatkan dioptri kekuatan lensa, yang menyebabkan myopia ringan atau sedang.
Ø  Diplopia monocular atau poliopia
Kadang-kadang, perubahan nuklear terletak pada lapisan bagian dalam nukleus lensa menimbulkan daerah pembiasan multiple pada bagian tengah lensa. Daerah ini tampak irreguler pada red reflek dengan retinoskopi atau ophthalmoskop indirek. Tipe katarak ini akan menimbulkan diplopia monokular atau poliopia
Ø  Evaluasi Diagnostik
Selain uji mata yang biasa, keratometri, pemeriksaan lampu-slit, dan oftalmoskopi, maka A-scan Ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostic, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
Ø  Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dak tak dapat diambil dengan pembedahan laser. Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ketitik di mana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka penanganan biasanya konsevatif. Penting mengkaji efek katarak terhadap kehidupan sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktivitas rekreasi, menyetir mobil, dan kemampuan bekerja.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya di indikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi. Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Keberhasilan pengemabalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai 95% pasien.
Kebanyakan operasi dilakukan dengan anastesi lokal (retrobular atau peribular, yang dapat mengimobilisasi mata). Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan klaustrofobia sehubungan dengan drapping bedah. Ada dua macam teknik pembedahan yang tersedia untuk pengangkatan katarak: ekstraksi intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaukoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika.
·         Ekstraksi Katarak Intrakapsuler
Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE, intracapsular cataract extraction) adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan melekat pada probe. Lensa kemudian diangkat dengan lembut.
·         Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler
Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler(ECCE,  Ekstracapsuler catarak Ekstraction) sekarang merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini meliputi pengmbilan kapsula anterior, menekan keluar nukleus lentis, dan mengisap sisa fragmen kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap. Dengan meninggalkan kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh, dapat mempertahankan arsitektur bagian posterior mata, jadi mengurangi insiden komplikasi yang serius.
·         Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi mengacu pada operasi, di mana katarak rusak dengan energi ultrasound dan diangkat melalui sayatan kecil. Karena operasi dilakukan melalui sayatan kecil, pemulihan pun cepat. Banyak pasien mencapai penglihatan yang baik pada hari pertama setelah operasi. Dalam kebanyakan kasus, jahitan tidak diperlukan, sehingga pemulihan lebih cepat dan kenyamanan yang lebih baik setelah operasi. Karena fakoemulsifikasi merupakan operasi cepat dan aman, kebanyakan pasien melakukan operasi ini sebagai prosedur yang tidak harus inap hospital. Operasi fakoemulsifikasi biasanya membutuhkan waktu 20-30 menit.
MIOPI
Ø  Definisi katarak
Miopi (dari bahasa Yunani: μυωπία myopia "penglihatan-dekat" atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapt terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung).
Ø  Penyebab
Penyebab miopia dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, dalam hal ini seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan membaca tanpa istirahat akan lebih besar kemungkinannya untuk menderita miopi. Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk kedalam mata tidak difokuskan dengan baik.
Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan.
Mata miopi
Lensa mata cenderung menebal dan bayangan cahaya sejajar (melihat jauh) akan jatuh di depan retina
Ditolong dengan lensa cekung sehingga cahaya sejajar akan didivergenkan supaya bayangan jatuh di retina.
Cermin cekung :
Cermin yang bagian pemantulnya bagian cekung























Cermin cembung :

 

Bagian pemantulnya yang cembung

Masalah keperawatan yang utama ialah KATARAK yang diambil berdasarkan data yang telah diperoleh dengan kata kunci Lensa pasien menjai keruh sehingga visus menurun yang menyebabkan terjadinya kelainan refraksi pada mata.  Katarak dapat menyebabkan Miopi tetapi klien yang Miopi belum tentu terkena Katarak.

Ø  ASKEP :
v  Pengkajian
·         Data subjektif :
-          Umur : 45 tahun
-          Riwayat kesehatan :
1.  DM terkontrol
2.  Tidak ada infeksi, trauma atau penyakit mata lain
3.   Penglihatan semakin kabur sejak 3 bulan yang lalu
-          Pola berfikir : Tidak dapat membaca pada jarak jauh
      Data objektif :
-          Pemeriksaan fisik :
1.    TD = 180/90
2.    N = 72x/m
3.    P = 20x/m
4.    Keruh padat lensa OD dan OS
5.    Visus OD = 3/9
6.    Visus OS = 4/9
7.    TIO = dbn (dalam batas normal)
v  Diagnosa
1.      Perubahan sensori visual yang berhubungan dengan kekeruhan pada lensa mata

Intervensi
Rasional
Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan dasar
Menentukan seberapa bagus visus klien
Dapatkan deskripsi fungsi ttg apa yg bisa dan tdk bisa di lihat oleh klien
Memberikan data dasar ttg pandangan akurat klien dan bgmn hal tersebut mempengaruhi perawatan
Berikan pencahayaan yg sesuai bg klien
Meningkatkan penglihatan klien
Gunakan materi dgn tulisan besar dan kontraks
Memfasilitasi membaca

Kriteria Hasil :
  • Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
  • Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan
2.      Resiko cedera berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Sasaran : tidak terjadi cidera
Intervensi
Rasional
Jelaskan ttg kemungkinan yg terjadi akibat peniurunan tajam penglihatan
Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan resiko cedera sampai klien belajar untuk mengiompensasi
Batasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari
Mengurangi potensial bahaya karna penglihatan kabur
Gunakan kaca mata koreski/ pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
Menghindari cedera



Kriteria hasil :
  • Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
  • Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
3.      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif, yang ditandai dengan :
Tujuan :
·       Klien menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria Hasil :
·       Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi :
·       Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.
·       Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk melaporkan - penglihatan berawan.
·       Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.
·       Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan masalah medis klien.
·       Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul, dll.
·       Dorong aktifitas pengalihan perhatian.
·       Anjurkan klien memeriksa ke dokter tentang aktifitas seksual, tentukan kebutuhan tidur menggunakan kacamata pelindung.
·       Anjurkan klien tidur terlentang.
  • Dorong pemasukkan cairan adekuat.
  • Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal : nyeri tiba-tiba.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slitlamp), fundoskopi selain daripada pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena dapat penyulit yang berupa panoftalmitisman fisik umum.
Pada katarak sebaiknya dilakukan  pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan turunnya tajam penglihatan. Pengobatan katarak adalah tindakan pembedahan. Kebanyakan operasi yang dilakukan dengan anastesi lokal (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi mata). Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraokuler.

REFERENSI
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Ilyas, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI

0 komentar: